Berita

Berita Thumbnail
Jumat, 04 Juli 2008
Oleh: Admin

GRASSTRACK NAGRAK

Tracker Jawa Barat akhir-akhir ini dapat ‘kejutan’. Baik dari penyelenggara event maupun Pengda IMI Jawa Barat. Event digelar minggu (15/6) bertajuk Comet-Trisakti Kejurda Grasstrack 2008 (CTKG), pembalap terkejut-kejut. Event lebih tertata apik. Paddock rapi dibawah tenda, Piala Eksklusif.

Dengan tampilan apik ini, diharapkan sponsor makin tertarik. "Selama ini grasstrack identik dengan sulitnya mencari sponsor besar. Paling yang ada sponsor kecil. Sehingga olahraga ini sepertinya dinomorduakan," terang Usep Garnita, Humas Pengda IMI Jabar.

Tapi, tahun ini Pengda IMI Jabar berbenah. Event seri pertama Kejurda yang dihajat disirkuit TMED Trisakti, Nagrak, Bogor ini, faktanya. Di event ini, paling tidak karet hitam tertarik. Ini baru pertama diterapkannya one make tire. " Berarti pembalap grasstrack mulai diperhatikan. Rasanya Grasstrack jadi sedikit naik tingkat," senyum Dion, tracker  Jawa Barat yang lama di grade C. Dengan pemberlakuan satu merek ban, untuk beberapa pembalap nggak masalah. "Dengan adanya sponsor besar, berarti grasstrack mulai dilirik," tambahnya.

Buat pembalap pemula, ketentuan pemakaian sau merek ban masih bermasalah. "Ongkos jadi tambah besar. Datang bawa ban merek lain, terpaksa beli ban sesuai peraturan disini. Untuk dua motor, habis Rp. 1,2 juta. Buat pemula berat, belum ditambah pendaftaran," kata Cece Pradita, pembalap pemula Boy Motor MX. Imbasnya peserta pemula sedikit. "Kalau peserta sedikit hadiah tidak keluar semua," tambah Cece.

Pengda IMI Jabar jangan hanya siap dengan pro-kontra diseri perdana ini. Tapi harus siap juga dengan sosialisasi."Wajar ini kan kali pertama, setidaknya diseri selanjutnya pembalap tidak perlu lagi beli ban," elak Usep.

Maksud dari sosialisasi, supaya peserta tidak diperlakukan seenaknya. "Seharusnya Pengda IMI tahu kondisi keuangan tracker. Aturan tidak sekaligus diterapkan pada semua kelas. Tahap awal, pemakaian ban tunggal hanya pada kelas bergengsi. Jadi pembalap pemula yang keuangannya pas-pasan tetap bisa turun dari seri ini," ujar Yunan Kelana menengahi.

Bagaimanapun pun, grasstrack itu memang mainan yang sedang kembang kempis. Mau diangkat seperti apapun, persoalan tetap di dana peserta. "Pemain di grasstrack beda dengan pemain mobil. Satu ketentuan yang butuh dana kecil pun bisa menjadi masalah buat pembalap disini," lanjut Yunan.

Frans Tanujaya yang jadi juri kali ini ikut bicara."Tahun ini mulai dicoba buat standarisasi. Jadi grasstrack sama dengan cabang olahraga otomotif lainnya. Makanya aturan dipakai standar," kata Frans yang gak jelas standar seperti apa.

Floatin Button
Floatin Button